rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

07 May 2009

Soft Drink Segar yang Merusak


Kemarin, sore hari di kampus, saya dan teman-teman iseng ngobrol di kantin kampus sambil menikmati sebotol soft drink segar. Rasa nikmat dan segar dari sebotol soft drink itu, sekaligus warnanya yang menarik menggelitik rasa ingin tahu saya untuk tahu apa dampak minuman sejuta umat ini bagi kesehatan.
Soft Drink, siapa yang tidak tahu minuman favorit segala kalangan ini? Kesegaran minuman ini sungguh menggugah selera apalagi ketika dahaga menyerang. Dengan berbagai varian rasa yang inovatif menambah ketertarikan untuk mengonsumsi soft drink. Namun, tahukah kamu? Efek dibalik soft drink alias minuman bersoda. Soft drink adalah minuman berkarbonat yang kandungan zat gulanya berlebih. Hasil penelitian di Amerika menerangkan bahwa mayoritas remaja di dunia mengonsumsi soft drink dua kali sehari. Tiap kalengnya mengandung 150 kalori gula. Itu berarti dalam setahun para remaja itu menghasilkan 108.000 kalori gula hanya dari soft drink, padahal batas normal seseorang mengonsumsi kalori gula adalah 3500 kalori saja per tahun. Jika lebih dari batas seperti itu sudah dapat dipastikan menyebabkan kegemukan atau obesitas!
Selain bisa membuat kita gemuk, ternyata soft drink juga bisa menyebabkan tulang kita keropos! Dalam laporan di American Journal of Clinical Nutrition, para ilmuwan menerangkan, soft drink sama sekali tidak memberi keuntungan yang berarti bagi para wanita, karena ternyata soft drink terbukti dapat menurunkan densitas tulang. Pemimpin peneliti Katherine Tucker, Director of Epidomiology and Dietary Assessment Program dari Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging mengatakan hal tersebut dan menghimbau para wanita untuk mengganti soft drink dengan minuman lain yang menyehatkan. Soft drink diet ternyata juga mempunyai efek yang sama dengan soft drink reguler, hanya saja kandungan kalorinya lebih rendah, sedangkan soft drink decafeinnated (tanpa kafein)tidak menyebabkan turunnya densitas tulang.Berarti dapat disimpulkan bahwa kafein pada soft drink-lah penyebab turunnya densitas pada tulang. Jika para wanita masih sering mengonsumsi soft drink bukan tidak mungkin mereka akan terserang osteoporosis sebelum menopause.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dimuat di jurnal General Dentistry, tingkat keasaman (pH) soft drink ternyata dapat merusak gigi. Tidak hanya itu, tingkat buffering atau kemampuan menetralisir asam juga berpotensi menimbulkan kerusakan pada enamel gigi. Fakta lain, menyebutkan keasaman soft drink juga tidak baik untuk tubuh, karena bibit penyakit dapat berkembang pada lingkungan asam.
Hal lain yang perlu kamu jadikan alasan untuk tidak meneguk soft drink adalah kandungan fosfatnya yang tinggi dapat merusak mineral yang dibuthkan oleh tubuh. Selain itu, soft drink juga mengandung aspartame yang dihubungkan dengan depresi, insomnia, dan penyakit saraf.
Sungguh efek yang mengerikkan dibalik kesegaran nikmat yang ditawarkan soft drink. Sepertinya, memang sudah saatnya kita beralih ke gaya hidup back to nature dengan membiasakan diri meminum air putih di kala haus ketimbang meneguk sebotol soft drink yang pelan-pelan mematikan.

0 komentar: