rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

06 May 2009

Bunga-bunga Cinta

Alkisah ada 4 orang gadis batak Novi Simanjuntak, Citra Simanjuntak, Bintang Simanjuntak, dan Dherma Pangaribuan (yang ini mamaknya yang boru Simanjuntak). Novi adalah seorang yang paling dewasa dan bisa diandalkan dari keempatnya, dia selalu menjadi penopang bagi yang lain, karena memang mereka butuh ditopang (apaan seh?!). Citra adalah yang terchildish dari semuanya, pernah suatu ketika dia melompat kegirangan saat untuk pertama kalinya melihat pantai sundak lalu berguling-guling, geleng-geleng, kejang-kejang, semua gerakan aneh ditunjukkannya, bahkan gerakan skj karena saking girangnya melihat keindahan pantai sundak. Bintang merupakan orang yang agak sedikit butuh penjelasan beberapa kali ketika berkomunikasi dengannya (alagh! Bilang aja bolot gitu…sok diplomatis), sedangkan Dherma adalah yang bernasib paling malang dari semuanya, karena dia adalah anak yang dibuang oleh keluarga Chung sekitar 19 tahun yang lalu, untunglah saat itu ada keluarga Pangaribuan/br. Simanjuntak yang mau mengadopsinya.
Suatu ketika mereka jalan-jalan di jalan C. Simanjuntak untuk sekedar melihat-lihat jalan yang bernama belakang sama dengan nama belakang mereka, kecuali Dherma tentu saja. Mereka jalan di tengah-tengah jalan raya tersebut, sehingga mengganggu lalu lintas di jalan tersebut. Hal tersebut mereka lakukan, karena mereka menganggap jalan tersebut adalah jalan bapak mereka, kecuali Dherma yang menganggap itu jalan mamaknya. ‘jalan bapakku, ya jalan ku jugalah, berarti suka-sukaku mau jalan dari sebelah mana’ begitu pikir mereka. Tiba-tiba dari belakang mereka melaju sebuah mobil sedan merah bernomor polisi BK 6666 KB yang didalamnya ada 4 orang pemuda batak. Tiiinnn…tiiinnn…’woy! Klen kiranya ini jalan bapak klen, nggak ditengok matamu mobilku mau jalan, minggir klen!’. Seketika itu juga keempat pemuda batak itu turun dari mobilnya dan memaki-maki keempat gadis itu. Keempat gadis itu tidak terima, lalu mereka balik arah untuk menantang orang-orang yang berani memaki mereka. Seeeehhht (ecek-eceknya bunyi kibasan rambut mereka),
Nan yi wang ji chu ci jian ni
Yi shuang mi ren de yan jing
Zai wo nao hai li
Ni de shen ying
Hui san bu qu
Wo ni de shuang shou gan jue ni de wen rou
Zhen de you dian tou bu guo qi
Ni de tian zhen
Wo xiang zhen xi
Qing Fei De Yi Voc. Harlem Yu (OST. Meteor Garden)
(kaya’ di filem2 tu ada lagunya kalo ada adegan orang terpesona)
tak disangka tak diduga keempat pemuda batak itu sungguh mempesona.
*Dalam hati mereka*
Novi : Bale…bole-bole gak budak ne, kame’ bawa balek gak ne ke kost. Budak kampus kame’ yang ntu tak can lha…yang ini jak (mak, dibawa-bawanye pulak bahasa kalimantannye).
Citra : nanti cerita sama mamah akh, aku abiz ketemu cowo ganteng.
Bintang : aiih, cakepnya. Bolehlah satu buatku.
Dherma : banjahheheheheh, yang itu tampan nian dabaa, kaya’ hua che lee.
Mereka pun mengurungkan niat mereka untuk melabrak keempat pemuda itu, tapi sebaliknya mereka malah berkenalan dengan pemuda-pemuda itu (mak, kacau dah ne). Keempat pemuda itu masing-masing bernama Matahari, Melati, Tulip, dan Mawar.
Novi : hmmm, maap yaa kami ganggu jalan kalian (sambil menatap terus ke arah Matahari)
Dherma : iya, sori lha yaa…owe olang tadi ga sengaja waa…laen kali owe ndak jalan di tengah lagi lhaa. Btw, nama lu olang sapa? (bertanya kepada Mawar).
Mawar : Namaku Mawar.
Dherma : Bah, bagus juga namamu yaa…(tadi cina, sekarang batak, tak konsisten si kawan ini)
Citra : Kalo kamyu namanya siapa? (bertanya pada Melati)
Melati : Namakyu melati, hwehe…
Bintang : Abang namanya siapa? (bertanya pada Tulip)
Tulip : Namaku Tulip dek…
Novi : Kalian asalnya darimana?
Melati : Dari Siantar…
Bincang-bincang hangat terangkat dianta mereka dan mereka saling tukar nomor hp. Mereka pun memutuskan untuk pulang. Sesampainya di markas mereka, Novi, Citra, Bintang, dan Dherma dengan menggebu-gebu mengomentari pertemuan mereka dengan 4 pemuda batak tampan tadi. ‘Mereka harus jadi milik kita’ kata Novi. ‘Iya, mamahku pasti setuju kalo Melati jadi pacarku’Citra menimpali. ‘Tapi mereka dari Siantar, jauh-jauh awak merantau ke Jogja masak dapat orang Siantar juga, tapi nggak papa lah, Bang Tulip kan ganteng’kata Bintang. ‘Iya, mereka ganteng, apalagi Mawar’gumam Dherma. Tak disangka komunikasi mereka dengan 4 pemuda itu terus berlanjut hingga akhirnya ke taraf yang serius. Akhirnya mereka hidup bahagia. Novi dengan Matahari, Citra dengan Melati, Bintang dengan Tulip, dan Dherma dengan Mawar.
Cerita ini adalah fiksi belaka. Jika terdapat kesamaan pada unsur nama, tempat, dan kejadian, hal itu merupakan suatu KESENGAJAAN, hwahahahaha.

0 komentar: